Thursday, October 18, 2012

Nyeri Misterius di Wajah


Ayah kami tidak pernah merasakan nyeri dahsyat di wajah sebelumnya. Dibagian dalam pipi kanannya seperti ditusuk-tusuk. Setelah itu tanpa peringatan wajahnya serasa disayat-sayat dan disetrum. Nyeri tak terhingga itu hilang dan timbul selama 2.5 tahun.

Untuk mencari kesembuhan, ayah kami berobat ke sejumlah dokter, tetapi nyeri tetap tinggal. Penderitaan berakhir setalah ayah kami ke dokter bedah syaraf dan menjalani bedah mikro invasif minimal.

Dalam dunia kedokteran, gangguan itu disebut trigeminal neuralgia dan terbilang langka. Penderita diperkirakan 8 orang dari 100.000 penduduk. Dokter spesialis bedah syaraf dari rumah sakit RSAL Surabaya, Sofyanto menuturkan, pasien kerap datang dalam keputusasaan karena tersiksa nyeri hebat. Yang memperihatinkan, nyeri dipipi disangka pasien sakit gigi. Ketika gigi dicabut, ternyata nyeri tetap muncul.

Trigeminal neuralgia merupakan sakit syaraf nomr 5, yaitu saraf kepala terbesar, tertekan pembuluh darah. Saraf nomor 5 mengatur perasa wajah, terletak disekitar batang otak.


Sofyanto mengatakan, ada 12 pasang saraf pada otak, jika terganggu akan timbul masalah. Beberapa keluhan yang dialami adalah gangguan pada syaraf nomor 5, 7 dan 9. Jika saraf nomor 5 tergangu muncul nyeri pada hidung, wajah dan gigi. Jika saraf nomor 7 terganggu, wajah kejang sebelah (hemifacial spasm), gangguan ini tidak menimbulkan nyeri tetapi wajah tertarik kesamping. Jika saraf nomor 9 terganggu, penderita akan kesakitan saat menelan.

Pembuluh darah yang menekan saraf nomor 5 bisa jadi hanya berdiameter 1-2mm tetapi nyeri yang ditimbulkan dahsyat. Induvidu berusia diatas 50tahun lebih rentan. Pada usia itu, otak manusai mulai menyusut sehingga posisi organ sekitar berubah. Namun gangguan itu dapat pula terjadi pada usia muda karena perubahan pebuluh darah.

Ini bukan penyakit. Bisa dikatakan penderita sedang apes atau tidak beruntung.

Untuk mengatasi nyeri, biasanya digunakan obat carbamazepine yang menekan modulasi saraf dan menurunkan frekwensi nyeri. Hanya setelah penggunaan obat dalam jangka lama, respon terhadap obat bisa berkurang.

Pilihan yang memberi peluang besar kesembuhan ialah pembedahan mikro invasif minimal. Prosedur bedah mikro hanya perlu bukaan 10mm dan irisan kulit 4 cm sehingga tidak menggangu pembuluh darah dan tidak perlu membuka tengkorak otak.

Dokter bedah memisahkan saraf dari tekanan dan perlengketan pembuluh darah, kemudian menempatkan bahan penyekat serabut teflon antara saraf dan pembuluh darah. Pasca operasi dapat muncul baal di lidah atau dagu, telinga berdengung dan rasa menggeloyor saat berjalan.

©KOMPAS 11 September 2012.


No comments:

Post a Comment